![]() |
Yessy Winda Panggabean, selaku CD/CSR Officer Spesialis Pendidikan dan Kesehatan PT TPL, saat sosialisasi bersama warga di Kantor Desa Sanggapati, Jumat (03/05/2024). |
TAPSEL- Sebagai aksi nyata dalam rangka pencegahan dan percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), PT Toba Pulp Lestari (TPL) Tbk, akan segera membangun sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus) komunal bagi masyarakat.
Aksi nyata TPL menurunkan angka stunting di Kabupaten Tapsel dengan membangun MCK komunal ini di 3 titik di Desa Sanggapati, Kecamatan Angkola Timur. Bagi TPL, perusahaan harus hadir berkontribusi sukseskan program nasional.
"Salah satu program nasional yang ingin kami dukung adalah, percepatan penurunan stunting. Khususnya di Kabupaten Tapsel," ujar Yessy Winda Panggabean, selaku CD/CSR Officer Spesialis Pendidikan dan Kesehatan TP TPL, saat sosialisasi bersama warga di Kantor Desa Sanggapati, Jumat (03/05/2024).Yessi mengungkapkan alasan TPL berfokus di percepatan penurunan stunting. Yakni, dalam rangka memberikan dampak untuk menyiapkan SDM yang sehat, baik secara jasmani maupun rohani ke masyarakat.
Selain di bidang kesehatan, TPL juga berupaya mengintervensi peningkatan kualitas pendidikan di masyarakat. Karena, persoalan kesehatan maupun pendidikan adalah satu kesatuan yang saling berkaitan.
Dengan pembekalan pendidikan yang baik, harapannya masyarakat bisa menerapkan pola hidup yang sehat. Bahkan, juga berkolaborasi dengan bidang lain semisal, ekonomi hingga infrastruktur.
Sehingga, dari berbagai bidang tersebut, TPL menilai perlu adanya dukungan ke masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Sebab, TPL menilai, tiga hal ini sangat berpengaruh dalam menghasilkan SDM yang berkelanjutan.
"Yang mana, ini sesuai dengan agenda besar Indonesia berkelanjutan di 2030 mendatang," imbuh Yessi.
Dua cara penurunan stunting
Berkaitan dengan bidang kesehatan, TPL memilih sektor dukungan ke Pemkab Tapsel dengan membantu upaya percepatan penurunan stunting. Percepatan penurunan stunting sendiri, ada dua cara. Yang pertama penanganan langsung ke anak.
"Dan yang kedua pencegahan. Dua hal ini kami anggap perlu, supaya anak-anak di Kabupaten Tapsel tidak ada yang terkena stunting," sebutnya.
Yessi memaparkan, ada banyak hal yang mempengaruhi seorang anak bisa terkena stunting. Selain dari asupan gizi sejak dini, ada faktor lain yang menyebabkan anak terkena stunting misalnya, terbiasa makan dengan tidak cuci tangan.
Menurutnya, ini termasuk pada pola hidup yang kurang sehat. Orangtua, seharusnya peduli akan hal ini. Agar, asupan makanan anak terhindar dari kuman. Ketika masuk ke dalam tubuh, kuman bisa menyebabkan penyakit.
Karena, dari banyaknya kasus, anak yang kurang asupan vitamin karena keadaan perekonomian yang kurang baik. Dari sini, muncul sebuah penyakit yakni, diare. Ini merupakan salah satu dampak kebiasaan pola hidup yang tidak bersih yang turut mempengaruhi.
Berkaitan dengan bidang kesehatan, TPL memilih sektor dukungan ke Pemkab Tapsel dengan membantu upaya percepatan penurunan stunting. Percepatan penurunan stunting sendiri, ada dua cara. Yang pertama penanganan langsung ke anak.
"Dan yang kedua pencegahan. Dua hal ini kami anggap perlu, supaya anak-anak di Kabupaten Tapsel tidak ada yang terkena stunting," sebutnya.
Yessi memaparkan, ada banyak hal yang mempengaruhi seorang anak bisa terkena stunting. Selain dari asupan gizi sejak dini, ada faktor lain yang menyebabkan anak terkena stunting misalnya, terbiasa makan dengan tidak cuci tangan.
Menurutnya, ini termasuk pada pola hidup yang kurang sehat. Orangtua, seharusnya peduli akan hal ini. Agar, asupan makanan anak terhindar dari kuman. Ketika masuk ke dalam tubuh, kuman bisa menyebabkan penyakit.
Karena, dari banyaknya kasus, anak yang kurang asupan vitamin karena keadaan perekonomian yang kurang baik. Dari sini, muncul sebuah penyakit yakni, diare. Ini merupakan salah satu dampak kebiasaan pola hidup yang tidak bersih yang turut mempengaruhi.
Sarana MCK Kurang Memadai
Di kehidupan pedesaaan misalnya, ucap Yessi, biasanya kurang memadai di bidang sarana MCK. Sehingga, masyarakat acap kali belum terbiasa melakukan pola hidup yang bersih dan sehat, dengan membuang kotoran atau feses secara sembarangan.
Ini juga merupakan sumber penyakit yang bisa menghambat tumbuh kembang seorang anak. Karena, ketika lalat misalnya, hinggap di kotoran manusia kemudian pergi ke makanan atau konsumsi lainnya dan masuk ke dalam tubuh tanpa sengaja, tentu akan menjadi sumber penyakit baru.
Hingga akhirnya terjadi penyakit yang namanya diare. Jika seorang anak terus menerus terkena diare, maka otomatis tubuh akan bekerja untuk memulihkan diri dari penyakit itu. Sehingga, tubuh tidak bisa bekerja fokus untuk bertumbuh, hingga kekhawatirannya menyebabkan anak menjadi stunting.
"Maka, kami menganggap ini (pembangunan MCK komunal) ini perlu kami intervensi. Lebih baik kita mencegah, daripada mengobati," tuturnya seraya berharap, pembangunan MCK komunal nanti berkolerasi dengan percepatan penurunan stunting.
Bantuan bibit lele
Selain pembangunan MCK komunal, ia menyambung, TPL juga berencana memberikan bantuan ketahanan pangan berupa pemberian bantuan berupa, bibit lele. Agar, masyarakat bisa memeliharanya di kolam terpal.
Tahun lalu, kata Yessy, TPL sebenarnya telah memberikan bantuan ketahanan pangan ke beberapa KK, berupa telur. Namun pihaknya menganggap hal ini kurang efektif. Sebab, masyarakat hanya menerima saja, tanpa bisa menghasilkan sendiri. Kalau ikan lele, harapannya, selain bisa memenuhi asupan protein keluarga, sisanya masyarakat bisa menjualnya.
"Kalaupun tidak terjual, masyarakat bisa memelihara dan menyimpannya untuk bahan makanan sumber protein. Karena, pencegahan Stunting salah satunya adalah asupan protein yang baik bagi anak," urai Yessi.
Pihaknya berencana memberikan bantuan kolam terpal berikut bibit lele ini di dua Kecamatan. Yakni, Angkola Timur dan Sipirok. Rencananya, pihaknya akan menyerahkan bantuan ini pada Juni atau Juli 2024 nanti.
"Karena, pengukuran keberhasilan program percepatan Stunting dalam rentang waktu per 6 bulan," tandas Yessi.
Tampak hadir dalam sosialisasi ini, Manager Corporate Communication TPL, Salomo Sitohang. CD Officer TPL, Jhony Sitohang. Dan, Community Development Coordinator TPL, Aya.
Kemudian, hadir juga Camat Angkola Timur, Cos Roady Siregar, SSos, MM. Kepala Desa Sanggapati, Sulaiman Sinaga. Ketua BPD Sanggapati, Hanafi Harahap. Serta, puluhan masyarakat peserta sosialisasi. (op)