JAMM Ajak CSO Jaga Ekosistem Batangtoru

Editor: Admin author photo

Perwakilan dari berbagai lembaga masyarakat sipil (Civil Social Organization), mengadakan pertemuan membahas pelestarian ekosistem batangtoru, yang diinisiasi Jaringan Advokasi Masyarakat Marjinal (JAMM), Sabtu (20/7/2024).

PADANGSIDIMPUAN, PROTABAGSEL.co - Jaringan Advokasi Masyarakat Marjinal (JAMM) mengundang seluruh organisasi masyarakat sipil (CSO) yang berkegiatan di Ekosistem Batangtoru untuk bersama-sama membahas upaya pelestarian ekosistem tersebut, di Kota Padangsidimpuan, Sabtu (20/7/2024).


Pertemuan ini didorong oleh kekhawatiran akan meningkatnya kerusakan, ancaman, dan perubahan fungsi Ekosistem Batangtoru, yang berdampak pada kelangsungan hidup flora dan fauna, termasuk orangutan tapanuli dan harimau sumatra.

Koordinator JAMM, Hendrawan Hasibuan mengatakan, Ekosistem Batangtoru yang dikenal sebagai bentang alam kaya dengan keanekaragaman hayati, menghadapi ancaman serius dari aktivitas manusia. Industri ekstraktif, pembukaan lahan, dan penebangan pohon secara ilegal terus menekan kelestarian hutan ini. JAMM mengungkapkan, bahwa lemahnya pengawasan dan penegakan hukum semakin memperburuk situasi.

Pertemuan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antar CSO dan menyatukan pandangan mengenai kondisi dan masa depan Ekosistem Batangtoru.

"Kami ingin melihat apakah semua pihak memiliki kekhawatiran yang sama terhadap situasi ekosistem ini, dan berharap dapat menghasilkan pernyataan sikap bersama untuk memperkuat upaya pelestarian," ujar Hendrawan.

Selama diskusi, terungkap bahwa belum ada regulasi khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau peraturan daerah yang secara spesifik melindungi Ekosistem Batangtoru. Satu-satunya dokumen yang ada adalah "Komitmen Bersama Pelestarian Ekosistem Batangtoru Selaras Dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam" yang ditandatangani pada 23 Februari 2018, namun implementasinya masih diragukan.

"Pertemuan ini adalah langkah awal yang penting. Kami berharap aturan khusus mengenai perlindungan Ekosistem Batangtoru dapat segera disosialisasikan dan diimplementasikan," katanya dan akan mengagendakan pertemuan dengan melibatkan lebih banyak CSO untuk terus meningkatkan kepedulian terhadap Ekosistem Batangtoru.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai perwakilan CSO, termasuk Sarekat Hijau Indonesia (SHI), WALHI Sumatera Utara, Sumatra Rainforest Institute (SRI), Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), Orangutan Information Centre (OIC), Komunitas Mahasiswa Pecinta Alam (KOMPEL) UMTS, Lembaga Sipirok Lestari Indonesia (LSLI), Yayasan Tahukah, Palapa, KMMK, perwakilan Naposo Nauli Bulung (NNB) Kabupaten Tapanuli Selatan, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Perwakilan HMI, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perwakilan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH). (yza)
Share:
Komentar

Berita Terkini