![]() |
Gunung Lubuk Raya yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Gunung ini diusulkan sebagai ekowisata pendakian, penelitian dan pendidikan. (ORYZA PASARIBU/PROTABAGSEL.co) |
TAPANULI SELATAN, PROTABAGSEL.co —Gunung Lubuk Raya, dengan ketinggian 1.862 meter di atas permukaan laut (Mdpl), terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Gunung ini termasuk dalam kategori gunung tidak aktif, tanpa aktivitas vulkanik yang tercatat hingga saat ini.
Keindahan alamnya yang masih asri menawarkan beragam pesona, mulai dari air terjun, hutan lebat, hingga satwa langka seperti orangutan Tapanuli yang sesekali tampak di kawasan ini. Sepanjang jalur pendakian, pendaki akan melewati hamparan lumut dan rotan, sementara di puncaknya, pemandangan luas yang menakjubkan seakan menyatu dengan awan.
Saat ini, berbagai pihak tengah mengupayakan agar Gunung Lubuk Raya ditetapkan sebagai Pusat Ekowisata Pendakian, Pendidikan, dan Penelitian. Inisiatif ini dipelopori oleh kelompok masyarakat sipil yang dikomandoi Lembaga Green Justice Indonesia (GJI), bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Permata Hijau Desa Marancar Godang, SHI Sumatera Utara, serta Jaringan Advokasi Masyarakat Marjinal (JAMM). Rencananya, lokasi utama ekowisata ini akan berada di Dusun Suka Mulia, Desa Marancar Godang, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Inisiatif Masyarakat untuk Pengelolaan Berkelanjutan
Gagasan menjadikan Gunung Lubuk Raya sebagai pusat ekowisata sebenarnya sudah lama muncul di kalangan masyarakat Desa Marancar Godang. Pengelolaannya direncanakan akan melibatkan warga setempat, khususnya generasi muda yang tergabung dalam LPHD Permata Hijau.
"Benar, kami ingin menjadikan Gunung Lubuk Raya sebagai pusat pendakian, pendidikan, dan penelitian. Saat ini, kami tengah berupaya bersama Green Justice Indonesia (GJI), SHI Sumatera Utara, dan JAMM untuk merealisasikan rencana ini. Jalur masuk pendakian dari Dusun Suka Mulia dirancang agar mudah diakses, bahkan oleh keluarga yang ingin menikmati pengalaman mendaki. Selain itu, kami juga telah mengidentifikasi lokasi yang cocok untuk camping ground," ungkap Anwar Harahap, Sekretaris LPHD Permata Hijau, didampingi Roni Siregar, salah satu calon ranger pendakian, Senin (3/3/2025).
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Lingkungan
Jika pusat ekowisata ini terwujud, dampaknya akan sangat besar bagi masyarakat sekitar. Selain membuka peluang ekonomi baru, terutama bagi anak muda, inisiatif ini juga akan menjadi upaya strategis dalam menjaga kelestarian Gunung Lubuk Raya dari ancaman eksploitasi dan perusakan lingkungan.
"Kami tengah memfasilitasi masyarakat dan pemuda untuk mengajukan proposal pengusulan pusat ekowisata ini kepada instansi terkait. Kami juga berharap ada dukungan dari Pemerintah Daerah, terutama mengingat Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Selatan yang baru dilantik dapat menjadikan ini sebagai salah satu program prioritas," jelas Hendra Hasibuan, Ketua DPW Serikat Hijau Indonesia (SHI) Sumatera Utara sekaligus Koordinator Jaringan Advokasi Masyarakat Marjinal (JAMM).
Peringatan Hari Bumi 2025 sebagai Momentum Promosi
Sebagai bagian dari strategi promosi, Dusun Suka Mulia direncanakan menjadi lokasi peringatan Hari Bumi Sedunia pada 22 April 2025. Acara ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat dampingan kelompok masyarakat sipil, organisasi konservasi alam, serta Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) se-Sumatera Utara.
"Kami ingin memanfaatkan momentum Hari Bumi untuk memperkenalkan pusat ekowisata ini kepada publik. Jika sukses, ini akan menjadi langkah awal pengembangan community development yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Lebih dari itu, pusat ekowisata ini juga menjadi strategi utama dalam menjaga ekosistem Gunung Lubuk Raya dari berbagai ancaman," ujar Panut Hadisiswoyo, Direktur GJI, didampingi Sofyan Adly dari Green Justice Indonesia.
Harapan untuk Dukungan Pemerintah dan Pihak Terkait
Masyarakat Desa Marancar Godang, terutama generasi muda yang tergabung dalam LPHD Permata Hijau, berharap dukungan dari berbagai pihak agar inisiatif ini dapat terwujud. Mereka memohon perhatian khusus dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara, KSDAE Wilayah III Padangsidimpuan, serta Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) 10 Padangsidimpuan.
"Kami sangat berharap dukungan dari semua pihak, terutama pemerintah daerah dan instansi terkait, agar pusat ekowisata ini dapat terwujud. Ini bukan hanya demi kesejahteraan masyarakat, tetapi juga untuk menjaga kelestarian hutan Gunung Lubuk Raya," harap Poniran, Wakil Ketua LPHD Permata Hijau.
Dengan potensi luar biasa yang dimilikinya, Gunung Lubuk Raya berpeluang menjadi destinasi ekowisata unggulan di Sumatera Utara. Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan agar keindahan alamnya tetap lestari sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya. (yza/ril)